Kamis, 01 Oktober 2015

Pembatas

Setiap ruang telah menciptakan setiap sisi sebagai pembatas yang satu dengan yang lain , begitu kata-mu..

Jika kamu saja masih lantang membicarakan setiap ruang , bagaimana dengan ruangan hatimu untukku? Masih samakah aku disisi ruangan dengan teman wanita-mu?

Pertanyaan yang seharusnya telah aku ajukan untukmu saat aku masih bisa menatap senyummu tanpa pembatas ..

Jika aku mengajukan pertanyaan itu , Mungkin aku terlalu lancang bertanya dengan status yang bukan siapa-siapa..

Aku paham sekali , tipe-tipe wanita yang kau idamankan .
Wanita yang mampu berpakaian sesuai ajaran agama.
Wanita yang bergaul dengan mahram-nya
Bahkan wanita yang sudah mempersiapkan dunia akhirat-nya..

Lantas bagaimana denganku?
Termasuk tipe saja, tidak .
Sungguh , aku jauh dari kata sempurna..

Aku masih dalam tahap perbaikan diri dalam berpakaian..
Aku masih disekitar lingkungan yang membutuhkan teman lawan jenis
Bahkan , aku sedang sibuk mempersiapkan dunia kerja sekaligus kuliah..
Namun aku tetap melakukan kewajiban yang Allah perintahkan - Jawaban yang telah aku berikan kepada lelaki yang meminta-ku untuk tetap tinggal namun dia yang meninggalkan-nya.

Mendekat lalu menjauh karena ada yang lebih baik aku rasa itu sakit biasa ..
Bersama lalu berpisah aku rasa itu sakit sebentar ..
Namun mengenal lalu dilema dalam pilihan agama aku rasa sakit berkelanjutan..

Sesungguhnya aku termasuk wanita yang ingin mendekatkan diri pada-nya tanpa perantara , tanpa alasan dan tanpa pembatas termasuk kamu ..

     Cerita ini telah berakhir setelah kamu memutuskan meminang wanita lain tanpa ingin menunggu-ku sebagai pembatas cinta terakhir-mu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar