Kamis, 15 Mei 2014

Teh Hangat

       Aku menyukai teh hangat dengan warna berciri khas coklat dan perpaduan suhu yang tak terlalu panas ketika dituangkan kecangkir mungil semua terlihat indah melambangkan kepastian dengan satu warna dan tak ada yang berubah jika dipadukan dengan yang lain tetap manis dengan rasa yang sama ketika ditempat yang berbeda , bisa begitu jugakah dengan perkenalan kita yang baru seumur jagung ini?..
       Namun hanya gula yang akan mengubah rasanya, teh hangat yang terlalu manis tidak enak untuk dinikmati walaupun ditemanin dengan kehangatan airnya.. sama seperti perkenalan kita terlalu manis tanpa ada masalah semua terasa hambar,bukan?
       Tetapi aku juga tidak suka dengan teh hangat dengan rasa yang pahit seperti kopi tanpa gula,hanya saja aku lebih menyukai teh hangat saat berada disampingmu,melihat senyum manismu seperti seminggu yang lalu..
   Malam ini aku sedikit memutarkan pikiran ku seminggu yang lalu saat kau datang dikediaman rumahku dan kamu ku sajikan dengan biskuit kesukaanmu dan minuman favorit kita "teh hangat":')
        Kamu yang memakai kaos polo berwarna merah perpaduan celana jeans hitam dan cirikhasmu dengan jam tangan disebelah kiri membuat pandanganku yang tak menghiraukan suasana hujan dikala itu dan aku hanya tertuju olehmu:))
        Entahlah,apa yang kupikirkan ketika mataku memang hanya tertuju olehmu bahkan kau sempat menyapaku dengan menyebutkan namaku diiringi suara serakmu yang benar-benar aku sukai hingga saat ini,sudahlah lupakan takkan ada habisnya menceritakan perbedaanmu dengan lelaki lain yang dulu sempat kukenal haha , pembicaran dimulai ketika aku melihat bintang setalah hujan mulai mereda..
         "bintang nama yang unik sebagai penerang dimalam hari,setiap sudutnya terlihat jelas untuk dipandangi,bintang selalu tau kapan dia harus hadir dan kapan dia harus hilang" - ujar lelaki berkaos polo merah itu.
         "Lalu bagaimana dengan nasib bulan yang berada disamping bintang itu ketika bintang harus hilang ?" - tanyaku dengan rasa ingin tau sambil mengarahkan jariku kebulan.
        "Dia juga sama seperti bintang sebagai penerang dimalam hari,tetapi dia selalu hadir setiap malam dan dia mempunyai kewajiban harus tetap bersinar ketika bintang mulai meredup bahkan saat bintang harus hilang tanpa ada ucapan pisah" - jawabnya dengan lantang dari bibir merahnya lelaki itu.
         "Memang apa alasanya yang mewajibkan bulan tetap harus bersinar ketika bintang menghilang?bukankah bulan membutuhkan peneman dimalam hari?" - pertanyaanku yang sepontan keluar dari mulutku,yatuhan.
         "Haha, bulan itu satu tak banyak seperti bintang. sinarnya yang sebagai penerang malam selalu dibutuhkan entah itu sementara atau selamanya oleh org banyak , jika bulan ikut menghilang takada lagi cerita dimalam hari..bulan memang butuh peneman dimalam hari tetapi bintang tak butuh peneman setiap hari karena bintang tau,ada waktunya untuk menghilang dan bulan mempunyai kewajiban harus bersinar walau sendiri dan sekarang kamu yang menjadi bulan dan aku menjadi bintangnya haha" - lagi-lagi penjelasn sosok pria itu dengan tegas sambil menantap mataku dan mengutarakan senyum manisnya.
 Kehadiranmu saat itu memang sangat tepat :
 Kau datang ketika aku butuh pengobat dlm rindu , kau datang ketika aku ingin penghangat dlm dingin yang sendu, dan kau datang ketika aku berharap ada seseorang yang menyembuhkan hatiku dari masalalu,
iya itu kalimat yang ku mendeskirpsikan tentangmu ...
          "Lalu jika aku menjadi bulan dan kamu menjadi bintang ? Apakah kamu juga sama seperti bintang lain? Menghilang dan membiarkan bulan sendiri?" - pertanyaan dengan lantangku.
          "Kenapa?kamu takut untuk sendiri atau takut kehilangan kebersaman kita?sudah kukatakan bintang tau kapan dia hadir dan menghilang, jika aku seperti bintang lain menghilang dan aku juga tau kapan akan hadir lagi untuk menjadi peneman bulan..bulan bisa saja meredup tapi dia selalu ingat kewajibannya untuk bersinar walau tanpa peneman" - pria itu menjawab lagi sambil menutup mulutku yang ingin menanyakan terus menerus dan berkata.
"sudah ditutup sesi pertanyannya hehe , karena bintang tidak akan menghilang ketika bulan butuh peneman hanya saja waktu yang mengubahnya sama seperti teh hangat yang pernah kamu ceritakan itu" - pria itu tersenyum kembali
   akupun tersenyum dengan harapan ia akan menyembuhkan lukaku sepenuhnya ...
        Mungkin ini terlalu cepat untuk dikatakan aku mencintai dirimu dengan waktu yang amat sangat singkat, perkenalan kita sudah kuceritakan namun seakan-akan kedekatan kita sudah terjalin keseriusan.
       Jarum jam menunjukan ke-angka 22:00 malam yang sudah mengingatkan kita harus berhenti berbicara dan mengingatkan kita untuk merasakan rindu kembali ketika kita harus mengakhir pertemuan singkat ini.aku benci perpisahan ini!!
        Tetapi suasana ini , akan sangat aku rindukan ketika kehangatan dan sinarnya tak lagi sama ketika aku dan kamu hanya bagian dari cerita ini walau bukan cerita kita:')